Terpaksa Puasa Lagi

Enggak, postingan ini enggak ada hubungannya dengan tidak boleh makan dan minum di siang hari. Tapi ini tentang sepakbola Indonesia. Ya, kita harus rela kembali berpuasa gelar karena timnas U-23 kita gagal meraih emas SEA Games setelah dikalahkan Malaysia lewat adu penalti. Final kemarin seharusnya menjadi momen untuk Indonesia mengakhiri paceklik gelar. Yang terjadi malah mengecewakan. Bahkan lebih parahnya lagi, 2 suporter tewas akibat penuh sesaknya Gelora Bung Karno di laga puncak itu.

Tetap semangat, garuda muda. Jalan masih panjang. Ayo Indonesia bisa!

Gue sendiri gak akan terlalu menyalahkan para pemain ataupun pelatih atas kekalahan ini. Karena gue yakin mereka sudah memberikan yang terbaik dan berjuang mati-matian. Rahmad Darmawan sebagai pelatih pun sudah memasang strategi-strategi yang brilian untuk timnya. Masalah utama terletak pada PSSI. Kenapa harus PSSI?

Kompetisi dalam negeri yang bobrok dan sudah lama tak berjalan mungkin bisa menjadi penyebabnya. Bahkan menurut bang Hedi di blog-nya, kesalahan mendasar pemain juga tanggung jawab klub-klub lokal. Seperti misalnya bagaimana pola dan organisasi permainan yang diterapkan. Di Indonesia, direct ball sudah biasa terjadi. Dari bek langsung di umpan ke lini depan. Jarang, atau mungkin tak ada klub yang memiliki pola permainan umpan satu-dua secara konsisten. Permainan ini menular ke timnas.

Kita lihat bagaimana lini tengah timnas seolah gagap dalam melancarkan sebuah proses serangan. Seperti yang dikutip dari twitter Bang Pange, "Achilles heel kita itu kemarin jelas lini tengah. Bukan cuma pas final, tp sepanjang turnamen". Egi Melgiansyah dan Dirga Lasut yang mengisi pos tersebut di final bermain seperti tanpa pola. Tidak berbeda dengan para seniornya, mereka lebih sering mengirim umpan lambung ke Octo, Andik, atau Tibo yang biasa menyisir sisi lapangan. Pun begitu dengan para bek.

Mungkin mereka ingin memanfaatkan sektor sayap yang begitu rajin memporakporandakan pertahanan lawan dengan mengandalkan kecepatan. Tapi itu tidak efektif. Tetap harus ada pergerakan signifikan di daerah tengah untuk mengontrol bola. Jarak antar pemain seharusnya tidak terlalu jauh agar bisa saling mengumpan dengan baik.

Sekali lagi, gue gak bermaksud menyalahkan para pemain dan jajaran pelatih. Gue justru berterimakasih kepada perjuangan mereka. Membuat para suporter begitu antusias, hampir seluruh lapisan masyarakat bersatu karena aksi garuda muda yang penuh semangat bermain. Mereka masih muda, perlu diarahkan lagi agar tampil lebih baik lagi.

Di luar itu semua kita patut mengapresiasikan timnas Malaysia. Bermain di hadapan suporter musuh bebuyutannya yang terus melontarkan kebenciannya, para pemain mereka tampil cukup tenang. Tanpa mental yang baik, mungkin mereka udah dibantai. Ini skuad yang katanya udah dibentuk selama satu tahun kalo gak salah. Jadi, pembinaan terhadap pemain muda itu sangat penting. Indonesia harus melakukan itu. Ayo Indonesia bisa!

Hadiah dari simPATI

Sabtu (19/11), tepat sehari setelah gue ulang tahun *ciyeee*, gue kembali menyambangi Gelora Bung Karno untuk mendukung timnas Indonesia U-23 di semifinal melawan Vietnam. Kali ini gue dapet dua tiket gratis dari @simPATI. Sekali lagi, DUA TIKET GRATIS! Itung-itung sebagai hadiah ulang tahun. Seharusnya ini gue manfaatin buat ngajak cewek nonton berdua. Tapi karena jomblo dan gak ada harapan ngajak cewek lain, ujung-ujungnya gue ajak temen gue yang cowok. Blah.

Momen untuk menyaksikan langsung lolosnya Garuda Muda ke final ini nyaris gagal terjadi. Gue telat dateng ke GBK. Karena dari pihak simPATI minta gue untuk dateng paling lambat jam 5 sore untuk ambil tiketnya. Sedangkan jam 5 itu gue masih di daerah Karet. Tapi untunglah orang dari simPATI-nya itu yang bernama Nia masih berbaik hati nungguin gue, walau katanya udah kesel pengen pulang, udah hampir jam 6 soalnya. Muupin akoh ea Kak Niaaaa... :'))

Oh iya, tiket yang gue dapet ini tiket VIP Barat. Lalu gue masuk, dan ternyata di VIP barat di sisi kanan itu penuh. Dengan memohon dan meminta bantuan ke panitia, akhirnya gue pindah ke VIP barat yang di sisi kiri. Di situ memang masih terlihat beberapa bangku kosong. Alhamdulillah dapet bangku.

Sekitar pukul 19.30 dimulailah pertandingan yang berjalan ketat ini. Lebih ketat dari celana jeans yang gue pake saat itu. Bukan sekadar pertandingan yang menyuguhkan strategi atau permainan indah, tapi juga trik-trik yang kadang menyulut emosi.

Kalian tau saat kiper Vietnam -yang gue pun susah menyebutkan namanya- itu cedera? Entah dia benar-benar cedera atau tidak, yang jelas dia sangat mengulur waktu. 5 menit lebih ia mendapat perawatan di dalam lapangan. Sudah bangun, kembali jatuh lagi meringis kesakitan. Pelatih Vietnam saat itu tidak berupaya keras untuk mengganti si kiper, padahal dalam 'acting-nya' saat itu sang kiper sudah terlihat seolah beberapa detik lagi ia akan menghembuskan nafas terakhirnya.

Di babak kedua pun terjadi lagi. Kali ini pemain Vietnam bernomor punggung 8, yang juga gue gak tau dan gak mau tau namanya. Dia terjatuh dan kembali mendapat perawatan di dalam lapangan. Wasit sudah seharusnya menyuruh tim medis untuk merawatnya di pinggir lapangan agar permainan bisa terus berlangsung, tapi ini tidak. Saat itulah para suporter meneriakkan "WASIT GOBLOK... WASIT GOBLOK..." Gue yang biasanya kalem pun tersulut emosinya.

Tapi syukurlah Patrich Wanggai dan Titus Bonai bisa mencetak gol dan membawa timnas ke final untuk melawan Malaysia. Yah walapun sayangnya di final Indonesia kembali gagal meraih juara, tapi perjuangan mereka patut diacungi jempol.

Terima kasih, Garuda Muda. Terima kasih, simPATI!



Tradisi Juara dan Regenerasi

Di gelaran SEA Games tahun ini, tim bulutangkis putri Indonesia kembali gagal mempersembahkan medali emas. Di final mereka dikalahkan Thailand 3-1. Hanya pasangan Nitya/Anneke yang mencuri poin melawan ganda Thailand, Aroonkesorn/Kunchala.

Tapi hal positif ditorehkan tim putra Indonesia malam tadi (15/11). Bermain di hadapan ribuan suporter yang memadati Istora, Tommy Sugiarto dkk. berhasil menyumbang emas dengan mengalahkan tim putra Malaysia 3-1 di final. Ini sekaligus mempertahankan raihan mereka di SEA Games 2009 lalu di mana saat itu mereka meraih medali emas dengan menghadapi lawan yang sama di final.

Indonesia mempertahankan medali emas SEA Games di nomor beregu putra

Poin Indonesia disumbangkan oleh Simon Santoso di partai pertama dengan menumbangkan Daren Liew dua set langsung, 22-20 dan 21-12. Pertarungan sengit dan menegangkan terjadi ketika Bona/Ahsan berjuang keras menghadapi pasangan Malaysia, Lim/Goh. Bermain hingga set ketiga, Bona/Ahsan harus mengakui keunggulan lawannya 21-18, 15-21, 25-23.

Dengan dukungan dan teriakan 'Ayo Indonesia Bisa!' dari suporter yang hadir, Tommy Sugiarto melibas perlawanan Moh. Arif dalam permainan dua set 21-13 dan 21-17. Kemenangan Indonesia sendiri ditentukan oleh pasangan Kido/Hendra dengan mengganyang Mak Hee Chun/Ong Soon Hock lewat dua set, 21-10 dan 21- 14 dalam waktu setengah jam.

Malaysia yang di tahun ini tidak membawa Lee Chong Wei, mempercayakan posisi-posisi utama kepada pemain muda. Mereka bertaruh untuk regenerasi, tentunya demi masa depan perbulutangkisan di negeri jiran tersebut. Indonesia sendiri masih mempercayakan pemain-pemain langganannya seperti Simon ataupun Kido/Hendra. Bahkan Taufik Hidayat pun masih dimainkan ketika berhadapan dengan Thailand di semifinal.

Sudah saatnya Indonesia memunculkan lagi atlet-atlet berkualitas lainnya terutama untuk tunggal baik putra maupun putri. Simon Santoso, pemain muda yang sebenarnya cukup menjanjikan. Hanya saja performanya yang angin-anginan membuat ia tampak belum bisa menjadi andalan. Tommy Sugiarto dan Hayom Rumbaka mungkin tinggal menunggu waktu saja. Sedangkan di ganda putra, Bona/Ahsan sudah mulai menggeser dominasi Kido/Hendra. Di belakangnya masih ada Ryan/Angga yang cukup memukau di Indonesia Open beberapa bulan lalu.

Sementara untuk putri, belum ada generasi emas yang mampu tampil apik seperti Susi Susanti atau Ivana Lie. Maria Kristin dan Adriyanti Firdasari belum bisa berprestasi. Mereka lebih sering berkutat dengan cedera. Sementara pemain muda seperti Maria Febe, Linda Weni, atau Ana Rovita penampilannya tidak menonjol. Di posisi ganda putri mungkin lebih baik. Di sana terdapat nama-nama seperti Vita Marissa, Lilyana Natsir, maupun Greysia Polii. Tapi generasi setelahnya masih belum muncul.

Indonesia masih menunggu srikandi-srikandi
bulutangkis berprestasi penerus Susi Susanti


Kita menunggu lahirnya pemain-pemain yang akan menjadi andalan Indonesia untuk meruntuhkan hagemoni pemain-pemain China di dunia bulutangkis ini. Tentunya dengan pembinaan yang terkontrol dan juga menambah jam terbang atlet-atlet muda. Ayo Indonesia Bisa!

Harapan Itu Ada di Garuda Muda

Mimpi Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia 2014 kandas sudah. Gelontoran empat gol Qatar ke gawang Hendro Kartiko di Doha (11/11) memupus harapan anak-anak asuh Wim Rijsbergen. Untuk saat ini, Indonesia memang belum mampu tampil apik di level Asia.

Beberapa jam sebelum pertandingan timnas Indonesia senior, Garuda Muda mampu mengalahkan Singapura di ajang SEA Games 2011 dengan dua gol tanpa balas. Otomatis semua menaruh ekspektasi tinggi kepada timnas U-23 untuk membangkitkan prestasi Indonesia di cabang sepakbola.

Di laga yang berlangsung keras melawan Singapura, Indonesia berhasil unggul cepat di menit pertama lewat aksi Patrich Wanggai setelah menerima sodoran dari Tibo. kehilangan satu pemain di pertengahan babak pertama akibat kartu merah, Singapura kembali kebobolan. Giliran Tibo yang menjebol gawang The Young Lions dan mengubah kedudukan menjadi 0-2. Skor tersebut bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

Dua hari berselang (13/11), giliran Thailand yang menantang timnas Indonesia. Bertanding di lapangan yang kurang mulus akibat diguyur hujan, tim Gajah Putih Muda terpaksa bermain dengan 9 orang pemain karena 2 pemainnya diganjar kartu merah. Indonesia mampu memanfaatkan keadaan ini dan menang 3-1 lewat gol Tibo, Patrich, dan Sinaga. Kemenangan ini sekaligus menyingkirkan tim sepakbola Thailand dari event SEA Games 2011.

Duo Papua lambungkan timnas Indonesia (pic via: bola.net)

Performa yang timnas Indonesia U-23 perlihatkan cukup membuat kita girang. Memang masih ada beberapa kesalahan elementer, dan juga mereka masih 'hanya' bertarung di level Asia Tenggara. Tapi setidaknya harapan untuk berbicara banyak di pentas sepakbola Internasional itu ada.

Tentunya momen ini betul-betul harus dipelihara sebaik mungkin agar tidak hanya menjadi euforia sesaat. Seperti halnya ketika Piala Asia 2007 dan Piala AFF 2010 lalu. Timnas begitu dielu-elukan ketika bermain luar biasa, namun setelah itu performanya memble lagi. Kami percaya, jika konsisten seperti ini, Rahmad Darmawan dan juga anak asuhnya mampu memberikan emas SEA Games pertama dalam 10 tahun terakhir. Ayo Indonesia Bisa!



Inilah Saatnya!

Ajang olahraga 2 tahunan se-Asia Tenggara yang akan dimulai 11 November 2011 ini memunculkan dua penilaian di mata saya. Dari sisi penyelenggaraan, jelas sebuah aib karena sampai H-1 beberapa venue belum rampung. Ini gak lepas dari kasus korupsi yang terjadi di masa persiapannya. Euforia pun gagal diciptakan dari jauh hari karena hiasan seperti umbul-umbul maupun pernak-pernik SEA Games lainnya tidak nampak semarak.

Namun dari sisi kesiapan atlet, sudah gak diragukan lagi. Mereka sangat bersungguh-sungguh dan termotivasi karena tampil sebagai tuan rumah. Bahkan kabarnya beberapa atlet, seperti atlet panahan, rela merogoh koceknya untuk mendapat peralatan sendiri karena mereka gak di-support peralatan dari pengurus pusat. Tanda mereka sangat ingin memberikan yang terbaik bagi Indonesia.

AYO INDONESIA BISA! Jargon yang sering diucapkan untuk menebar pengaruh positif dan meyakini bahwa Indonesia bisa menjadi juara. Tapi berapa besar kans Indonesia untuk menjadi juara umum? Mengingat saat ini negara-negara Asia Tenggara sudah berkembang pesat. Termasuk negara-negara kecil seperti Laos, Brunei Darussalam, atau Timor Leste yang biasanya hanya menjadi penggembira saja.

Memang, Indonesia masih menjadi yang terbaik karena sudah 11 kali berhasil menyabet juara umum. Terbanyak diantara negara peserta lain. Tapi itu pun terakhir kita raih pada SEA Games 1997 yang penyelenggaraannya di Jakarta. Terhitung, Indonesia belum pernah juara lagi selama 6 penyelenggaraan terakhir. Bagaimana untuk menatap jauh ke ajang yang lebih besar seperti Asian Games atau Olimpiade kalau di SEA Games saja prestasi kita menurun?

Tapi bagaimanapun, sebagai warga Indonesia kita harus optimis. Statusnya sebagai tuan rumah akan membuat para atlet berjuang mati-matian. Semoga persiapan yang mereka lakukan dapat menuai hasil maksimal dan positif. Berharap kita tidak kehilangan medali di cabang-cabang yang memang sering menjadi lumbung emas seperti bulutangkis, angkat besi, lari, dan beberapa lainnya. Inilah saatnya, AYO INDONESIA BISA!

Hari Blogger Nasional dan Sumpah Para Pemuda

Gue mungkin salah satu blogger nista ya, karena lupa banget dengan hari besar ummat blogger se-Indonesia. Ya, jadi tanggal 27 Oktober 2011 kemarin adalah hari blogger nasional untuk yang keempat kalinya terhitung dari awal dicanangkannya momen ini di tahun 2007. Apa sajakah yang diperbuat Muhammad Hafizhuddin selama berkecimpung di dunia blog? Mari kita flashback. *keluarin mesin waktu*

Awal mula gue membuat blog adalah pada tahun 2008 silam dengan nama blog havizviking.blogspot.com yang postingan pertamanya berjudul "Masih Kecil Udah Tengil". Boleh lo klik dan baca postingan gue itu, tapi waspadalah karena tulisannya errr... agak mengalay. Versi revisi dari postingan itu bisa lo liat di sini. Ceileh, skripsi kali ah pake di-revisi.

Blog havizviking ini awalnya gue rancang dengan memadukan antara tulisan absurd dan tulisan mengenai sepakbola. Tapi kemudian gue berinisiatif untuk memisahkan antara segmen sepakbola dan segmen tulisan absurd (seperti tulisan Raditya Dika) dengan membuat satu blog lagi bernama mulaibelajargila.blogspot.com (yes, yang kalian sedang kunjungi ini).

Namun pada akhirnya, blog pertama gue itu terbengkalai. Tulisan-tulisan mengenai sepakbola gue masukin ke blog kedua ini, karena gue pikir ribet juga men kalo mesti dipisah. Maka selanjutnya gue fokus dengan blog mulaibelajargila dan seringkali juga oprek-oprek desain template dan tetek-bengeknya segala macem meskipun gue tau mau diapakanpun, blog ini sepi peminat. hahaha. *nangis mojok* (lo bisa liat tulisan-tulisan awal gue di tahun 2008, di sini.)

Topik selajutnya dari post ini adalah, Hari Sumpah Pemuda. Sumpah ini sering banget diucapkan sama orang yang mukanya boros. Ketika orang itu dicurigai korupsi umur, maka dia bilang, "Sumpah, gue masih muda!". Apadeh.

Menyambut sumpah pemuda ini katanya bakal banyak massa yang akan demo di gedung-gedung pemerintahan semacam Istana Negara atau Gedung DPR. Kalo gue, cukup ikut partisipasi di acara Provocative Proactive. Bagaimana caranya?

Seperti biasa, Provocative Proactive meminta followers-nya untuk ikut berperan dalam beberapa kesempatan. Di episode yang bertemakan sumpah pemuda ini, mereka menginginkan sejumlah followers untuk turut bermain dan menjadi extras. Ada peran sebagai, pejuang, anak SMA yang tawuran, demonstran, dan anak gaul.

27 Oktober 2011. Berlokasi di Museum Arsip Nasional Jakarta, gue dan teman-teman yang terpilih sudah harus bersiap sejak jam 5 sore walaupun acara sendiri baru dimulai pukul setengah 10 malam. Gue sendiri berperan sebagai demontran di tahun 1998 yang saat itu mau menuntut presiden Soeharto untuk turun dari jabatannya. Beruntung, saat itu gue mempunyai peran yang sama dengan Insane (@nsane11), street-basketballer ternama yang friendly sekali.

Yang kiri banget. Demonstran ter-enggak banget.

Meskipun hanya dapet peranan yang nongolnya gak lebih dari 5 menit, gue senang dan puas. Tim Provocative Proactive baik-baik banget. Terutama Bang Boim (@harvens) yang udah mau membuat dirinya sedikit ribet ngurusin gue dan 2 temen gue yang berasal dari Bogor.

Lalu apa esensi Sumpah Pemuda buat gue? Biarkan hanya gue dan Tuhan yang tau. *Lah?*

Book Your Blog!

Book Your Blog. Adalah satu event dari sebuah self-publisher dari kota Jogja, Leutika Prio. Event yang menjaring para penulis khususnya yang memiliki blog untuk membukukan tulisan-tulisan di blog-nya secara gratis ini berlangsung selama bulan September 2011. Leutika Prio sendiri adalah satu self-publishing yang menerima semua naskah tulisan tanpa seleksi seperti yang dilakukan penerbit-penerbit lainnya.

Tujuan utama dari event 'Book Your Blog' sih simple ya. Blog itu sudah marak sekali di kalangan masyarakat. Banyak yang mengapresiasikan momen atau perasaannya dengan ditulis di blog pribadinya. Terus, kenapa enggak kalo tulisan-tulisan yang banyak dituangkan di blog ini dijadikan buku? Karena faktanya banyak juga para blogger yang berambisi memiliki buku sendiri. Nah, Leutika Prio dengan berbaik hati mempersilahkan blogger-blogger yang berminat, untuk mendaftarkan diri supaya blognya dibukukan. Dari para pendaftar ini nantinya tentu akan dipilih lagi, mulai dari dilaksanakannya syarat & ketentuan, juga kelayakan blognya itu dijadikan sebuah buku.

Blog yang didaftarkan pun dibebaskan. Tidak terpatok pada satu tema tertentu. Jadi yang pasti banyak sekali yang berminat terhadap event ini. Termasuk gue sendiri hehehe. Baru tau di akhir September dari sini berkat pemberitahuan Kang Luzman, awalnya pesimis juga. Apa bisa blog yang isinya sungguh random dan tak tentu arah ini bisa dijadikan buku? Tapi ya mau bagaimanapun nantinya, gue sih coba-coba aja daftarin diri, gak ada ruginya. Alhamdulillah kalo keterima dijadiin buku, kalo enggak pun gue gak akan sampe berhenti nulis blog kok. hahaha.

Yuk rame-rame ikutan event ini, dan terbitin buku di Leutika Prio!

"Mamaaa.. Huhuhu.."

Ini kejadian waktu hari Selasa, 23 Agustus 2011. Sebuah penipuan yang meresahkan masyarakat sebangsa dan setanah air. Halah.

Jadi begini. Gue siang itu sekitar pukul 3 (ini masih masuk siang apa sore ya?) lagi gak berada di rumah, tetiba mendapat beberapa kali telpon (yang gak gue angkat) dan sms dari nyokap. Gue saat itu belum tau kenapa sampai dikontak bertubi-tubi gitu. Lalu gue bales lah sms dari nyokap. Gak telpon, karena gak ada pulsa buat nelpon. -_-

"Tunggu bu sholat dulu"

Lalu gue sholat ashar cukup gak karuan, karena mikir juga kenapa nyokap kayaknya penting banget gitu. Setelah sholat, barulah gue sms lagi,

"Kenapa bu?"

Saat itulah nyokap gue telpon.

Nyokap: Aa lagi di mana? gapapa kan? Kapan pulang?
Gue: Iya ini mau pulang kok.
Nyokap: Yaudah langsung pulang ya.
Gue: Iya, bu.

Gue pun langsung bergegas pulang. Maunya sih tancap gas kenceng-kenceng kayak Jorge Lorenzo atau Valentino Rossi biar cepet sampe, apa daya jalannya cuma bisa dilalui dengan kecepatan sepeda ontel.

Sesampainya di rumah, gue deg-degan. Masih belum tau apa yang membuat nyokap gue begitu khawatir akan anaknya yang mirip Christian Daratista ini, eh.. Bautista. Iya, Inul Bautista. lah kebalik-balik -_-

"Pis... hahahaha", kakak gue tiba-tiba negor sambil ketawa. Gue niatnya mau lari ambil air terus nyembur mukanya, takut dia kesambet. Tapi gak jadi. Ketawanya masih taraf wajar. Diceritainlah sama dia bahwa ternyata barusan nyokap dapet telepon dari seseorang yang mengaku polisi.

Gak lama nyokap nyamperin gue, bergerak menuju kursi, duduk, dan bercerita. Seperti Bu Kasur yang sedang akan mendongeng dihadapan anak-anak asuhnya. Beliau menceritakan percakapannya dengan 'polisi' tersebut. Kira-kira seperti ini.....


'Polisi': Halo selamat siang, kami dari kepolisian. Anak anda bersama kedua temannya kedapatan memiliki narkoba.
Nyokap gue shock, karena memang saat itu gue satu-satunya anak yang lagi di luar rumah. Tapi gak percaya begitu aja.

Nyokap
: Ini sekarang di mana? Motornya disimpen di mana?


Sampe sini gue sedih. Ternyata nyokap lebih khawatir sama motor daripada sama gue.


'Polisi'
: Di kantor polisi. Ibu namanya siapa? Anak ibu namanya siapa?


Nyokap
: Herawati. Anak saya Muhammad Hafizhuddin. Terus anak saya gimana?


'Polisi'
: Oh berarti bener. Barusan saya sudah kroscek dengan anak ibu. Dia di kantor polisi.

Nyokap: Coba sini saya mau bicara.

Diberikanlah telefon itu dari 'polisi' ke si 'Muhammad Hafizhuddin'.

'Muhammad Hafizhuddin'
: Mamaaaa... *sambil nangis* (lalu telefon itu diambil alih lagi sama si 'polisi'.)


'Polisi'
: Pokoknya ibu tenang aja, anak ibu sudah kami amankan.


Nyokap
: Gimana mau tenang, pak. Coba sini saya mau bicara lagi dengan anak saya.

'Polisi': Gini aja, barusan kami juga sudah menghubungi orang tua dari temen anak ibu. Mereka mau menyelesaikannya secara kekeluargaan. Jadi ibu bisa transfer uang *gue lupa nominalnya berapa* aja.

Dari sinilah nyokap gue udah curiga kalo ini cuma modus tipuan.

Nyokap
: Iya coba saya mau bicara dulu dengan anak saya.

Telefon pun kembali diberikan ke 'Muhammad Hafizhuddin'.

'Muhammad Hafizhuddin'
: Mamaaa....


DEG! Nyokap gue pun tersadar.


Nyokap: Sejak kapan anak saya manggil saya 'mama'?! (karena gue manggilnya Ibu. Bukan mama. huahaha)
Kemudian telefon pun ditutup dari sana.


Nyokap gue pun selesai bercerita. Kami tertawa. Dan membayangkan si penipu di sana berkata, "Kampreeeet... Salaaaah... malu guaaah...."

Setelah kejadian itu, setiap gue mau keluar rumah gue selalu bilang ke nyokap, "Ntar kalo ada telefon sejenis gitu lagi hati-hati aja ya, bu" :p

Nonton Timnas Lagi

Langsung aja ye, Selasa (06/09) lalu gue kembali ke SUGBK untuk menonton timnas Indonesia berlaga melawan Bahrain di babak kualifikasi Piala Dunia 2014. Seperti yang sudah diketahui, Sang Garuda kembali kalah dan terancam gagal ikut Piala Dunia.

Para suporter berdatangan dari berbagai penjuru dengan rasa optimis. Karena skuad Indonesia diprediksi mempunyai celah untuk mengalahkan Bahrain. Pertama, bermain di kandang sendiri. Kedua, hadirnya Boas Salossa yang diyakini bakal menambah daya gedor timnas setelah pada laga sebelumnya lawan Iran, Boas tidak masuk dalam tim. Ketiga, sejarah terakhir kedua tim di mana saat itu Indonesia berhasil mengalahkan Bahrain 2-1 di penyisihan grup Piala Asia 2007 di Jakarta.

Gue lagi-lagi datang bersama kawan seperjuangan dari Bogor, Octa, Febri, dan Eci. Sayangnya kita gak kembali mencoret muka seperti ini karena catnya gak dibawa. Kali ini kami dapet tiket kelas II. Posisi duduk untuk kelas II adalah belakang gawang.

Tapi gue dan Octa berencana untuk menyelinap masuk ke tribun kelas I yang posisi duduknya lebih enak menghadap ke lapangan. Dan berhasil. Gue dan Octa bisa masuk ke kelas I, sementara itu Febri dan Eci masih duduk di tribun kelas II. Sayangnya di sana itu komunikasi susah banget, sms pending, telepon juga gak dapet sinyal, mana handphone juga lowbat. Susah untuk nyuruh mereka pindah juga. Tapi akhirnya memanfaatkan secercah sinyal, mereka pun dapat dihubungi dan berhasil juga pindah ke kelas I. muehehe.


Jalannya pertandingan cukup menguras emosi. Seperti biasanya, tim-tim dari negara timur tengah selalu punya cara untuk memprovokasi lawannya. Diving lah, mengulur waktu lah, dan lain sebagainya. Gue, Octa, dan Febri pun udah gak mikirin hasilnya lagi. Kita sepanjang pertandingan berkali-kali ceplas-ceplos asal komentar. Membuat suporter kita yang di depan (cewek-cewek ABG) ketawa-ketiwi. Lumayan buat cari perhatian. :p

Tertinggal 0-2 membuat suporter kecewa. Petasan dan mercon bertebaran membuat pertandingan sempat terhenti entah berapa lama. Suporter yang udah males pun langsung berusaha meninggalkan kursi penonton untuk pulang. Kita pun akhirnya beranjak setelah menunggu sekitar 5 menit. Tapi gak langsung turun dan keluar stadion. Kita foto-foto dulu di depan sambil menunggu keputusan terakhir di pertandingan ini. Apa dihentikan aja atau dilanjutkan.

Saat gue lagi foto-foto gitu, di situ ada dua anak kecil lari-larian. Bolak-balik kayak gangsing. Membuat gue geregetan dan pengen foto bareng. Tapi begitu gue deketin dan bilang "dek, foto bareng yuk?", mereka nolak. Ya nasib.

Kemudian pertandingan dilanjutkan, sodara-sodara. Entah menyisakan berapa menit, kita masuk lagi dan menyaksikan sisa-sisa perjuangan timnas merah-putih. Hingga pertandingan selesai, skor masih tetap 0-2 untuk keunggulan Bahrain. Tapi bagaimanapun hasilnya, perut harus tetap terisi! Begitulah kira-kira apa yang ada dalam hati masing-masing dari kita. Maka dari itu bergeraklah gue dan kawan-kawan menuju gerobak-gerobak berisikan makanan.

Setelah dirasa cukup kenyang, kita pun memutuskan pulang ke Bogor. Gue dan Octa pulang naik motor, sedangkan Febri dan Eci entah naik apa. hahaha





---------------------------------------------------------------------------------


Transformers 3, Bro!

Tanggal 7 Agustus kemaren gue akhirnya nonton film di bioskop lagi setelah terakhir gue nonton di bioskop waktu jaman Petualangan Sherina *edan lama bener*. Diajak nobar @KopdarBogor di Botani Square Bogor saat itu, ya gue mau aja, sekalian ngabuburit. Film yang gue tonton adalah Transformers 3, bro! Wow! *Gue juga gak tau kenapa harus ada kata 'wow'*

Ini duaan yang bikin Amerika Serikat hancur! Kasian Obama.

Sebenernya Transformers edisi sebelumnya gue gak pernah nonton, baik yang pertama dan yang kedua. Gue udah ngebayangin kalo nanti di dalem studio pasti cuma cengok-cengok doang gak ngerti. Jadi kalo setelah keluar studio gue tetiba teriak, "WOW ADA MOBIL BISA BERUBAH JADI ROBOT!" ya itu karena gue sangat norak. Dan gak gaul.

Film dimulai sekitar pukul 3, gue bersama yang lainnya pun anteng duduk. Seperti yang sudah diduga, gue gak ngerti sama jalan ceritanya. Gue bertanya dalam hati, "Megan Fox mana?" dan gue sadar Megan Fox gak main di Transformers 3. Gue pun bertanya lagi, "Popcorn gue mana?" dan gue sadar kalo gue gak beli popcorn. Iya, kan puasa. *gigit handphone*

Film berjalan sebagaimana mestinya, dan gue pun menonton sebagai mestinya sampai pada akhirnya gue ngantuk dan sempat tertidur beberapa menit. Entah karena pengaruh puasa atau karena filmnya membosankan. Ada satu yang tetiba bikin gue gak konsen nonton adalah... bau gorengan. Iya, jadi saat itu bau goreng-gorengan macem kroket, bala-bala, dan combro menghembus. Apakah itu sugesti? Atau semacam fatamorgana penciuman? Wallahualam.

Oh iya, ternyata robot-robot-yang-gedenya-Masya-Allah-itu punya nama. Paling unyu itu si robot kuning. Namanya Bumble-Bee. muahahaha. *Lah kenapa gue ketawa?*
Terus gue masih penasaran sama robot biru, si Optimus Prime. Dia itu siapanya Ketimus?! *jengjeng!*

Ini OPTIMUS PRIME

Ini KETIMUS PRIME (?)

Oke lah, gue gak bisa bayangin gimana ketimus bisa jadi robot nantinya. Atau ada yang bisa bikin ilustrasi perubahan dari ketimus jadi robot? Kirim ke email gue. Sebagai imbalannya nanti gue kasih pulsa goceng. Yak, makin gak penting.

Film selesai pukul 17.15 kurang lebih. Gue gak jadi teriak, "WOW ADA MOBIL BISA BERUBAH JADI ROBOT!" karena dua hal. Satu, takut ketauan noraknya. Dua, gue masih lemes keingetan gorengan barusan. *lah?*

Main Futsal Jauh-Jauh...

Sebelumnya, gue beserta kru blog MulaiBelajarGila (padahal krunya cuma gue doang), mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Semoga kita diberi kekuatan dan pahala yang berlimpah. Aamiin...

Di hari ke 5 puasa, tepatnya tanggal 5 Agustus 2011, gue terpilih untuk ikutan futsal bareng tim Provocative Proactive. Kalo ada yang masih samar-samar dengan Provocative Proactive ini, pengisi acaranya adalah Pandji, Raditya Dika, Jflow, Ronal, dan Andari di tayangin di Metro Tv tiap hari Kamis jam 21.30 WIB.

Sebelumnya, yang mau ikutan futsal bareng, para follower akun @Provocactive disuruh mengirimkan email untuk nantinya dipilih. Dan terpilihlah gue berama beberapa follower lain. Gue tentu girang. Jarang-jarang dapet kesempatan demikian.

Tanggal 5 Agustus adalah hari Jumat. Main futsalnya sendiri di Splash Kemang jam 15.00 WIB. Tentu gue harus mensiasati gimana caranya dari Bogor menuju Kemang jam 3 sore tanpa harus kelewat sholat Jumat. Jadi gue putuskan untuk sholat Jumat di deket stasiun. Setelah selesai kira-kira jam setengah satu, gue bergegas ke stasiun dan gue dapet kereta ekonomi yang saat itu juga akan berangkat.

Gue turun di stasiun Cawang sekitar jam 1 lewat. Di sana gue mencari bus yang menuju Blok M. Karena sesuai rute yang diberikan temen, karena gue sendiri gak tau tepatnya lokasi futsal tersebut. Setelah lama menunggu, akhirnya dapet. Tepat di pertigaan antara yang mau menuju Blok M sama menuju jalan Bangka, busnya stuck. Gue pikir gue mending turun di situ, dan melanjutkan perjalanan lewat jalan Bangka. Karena ke situ juga nembusnya ke Kemang.

Tapi gue tunggu di pertigaan situ gak muncul juga busnya. Gue jalan terus ke atas, terus coba nanya ke satpam. Dia bilang ada bus 75 yang nyampe McD Kemang. Tepat setelah gue nanya begitu, ada bus 77. Gue gak berhentiin karena gue pikir bukan rutenya. Ternyata setelah bus ini jalan menjauh, si satpam nyuruh gue stopin bus itu, karena bus itu juga tujuannya Kemang. Namun apadaya, gue yang udah lemes males ngejar. Gue pun nunggu bus lainnya.

Datanglah bus 75 dari kejauhan, tapi sialnya si sopir gak berhenti padahal udah gue stopin. Kenek sadar sebenernya, tapi bus gak juga berhenti. Saat itu lah gue kejar karena tau pasti bus ini jarang sekali lewat. Kebetulan macet, jadinya kekejar juga itu bus. Gue deketin, terus bilang ke sopir, "Bang ke Kemang?". Dia jawab singkat, "Nggak". DANG!!

Gue udah hopeless banget waktu itu. Haus juga. Gue udah capek jalan, ngejar, waktu juga udah menunjukkan pukul setengah 3 lewat. Tapi ya sayang banget gue udah ke Jakarta, masa harus pulang lagi tanpa mencapai tujuan. Saat itu gue liat ada plang McD yang nunjukin arah 2,5 km lagi. Gue nunggu dulu bus yang lewat sambil jalan. Tapi gue udah jalan jauh tetep gak ada bus. Maka gue putuskan untuk naik bajaj. Tapi ketika belum sempet gue setopin bajaj, bus nomor 77 dateng. Bak danau di tengah gurun sahara, gue beryukur banget, dan naiklah saat itu juga.

Akhirnya gue turun di McD Kemang, tak lupa untuk Check-in Foursquare. I'm at McD Kemang. mwahahaha. Tapi untuk menuju Splash Futsal ya mesti jalan LAGI. Oke, gue udah terbiasa. Anggap aja pemanasan untuk main futsal nanti. Sampailah di sana, gue berpapasan dengan bang Pangeran Siahaan, tim kreatif Provocative Proactive. Gue diajak masuk dan disuruh langsung main. Untung pada belom mulai.


Alhasil gue main2 jam ganti-gantian dengan teman lain yang kepilih tadi. Cuma ada 7 orang sih yang dateng. Jadi cukup puas. Tim kita menang karena emang jago-jago. Gue jago? Wallahualam :))

(via twitpic @pandji)

[Review] Indonesia vs Turkmenistan

Kamis, 28 Juli 2011. Hari di mana nasib timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2014 ditentukan. Masyarakat Indonesia tentunya sangat menunggu-nunggu pertandingan Indonesia vs Turkmenistan ini dan banyak berharap para pemain mampu membawa timnas garuda mengepakkan sayapnya lebih tinggi. Apresiasi dan antusias masyarakat sangat tinggi. Tentu banyak yang masih terbawa euforia AFF Cup tahun lalu di mana Indonesia saat itu dipuja-puji meski gagal menjadi juara.

Gue yang belum punya tiket sampe hari itu, sengaja dateng pagi bareng Febri tentunya buat ngantri tiket. Di GBK kita dipertemukan dengan seorang teman sebaya dari Semarang bernama Osa yang sampe akhir pertandingan bareng kita terus karena dia di Jakarta sendirian.

Loket yang dikabarkan akan dibuka jam 11 siang, ternyata molor sampe jam 1 lewat. Gue yang saat itu ada dalam barisan, gak bisa gantian sama Febri ataupun Osa, karena susah untuk keluar masuk barisan. Padat. Terpaksa selama dua jam itu gue berdiri sampe akhirnya loket dibuka. Setelah tiket di tangan, tanpa pikir panjang kita langsung menuju masjid Al-Bina. Sholat sekaligus mengistirahatkan kaki gue.


Gak lama setelah itu datanglah Octa membawa 2 botol cat serbaguna yang sudah gue tugaskan dari sehari sebelum pertandingan. Tentu saja buat cat muka, karena gue pikir kalo ke stadion cuma dateng, duduk, teriak, seperti yang udah gue lakukan sebelum-sebelumnya itu kurang menarik. Maka untuk kali ini gue pengen muka kita di-cat biar agak beda.

Setelah adzan Ashar berkumandang, dimulailah proses cat muka. Masing-masing mempunyai corak yang berbeda. Osa juga udah kita panas-panasin untuk ikut cat muka, tapi gak mau. Setelah dirasa cukup oke, kita mencoba untuk jalan-jalan memamerkan karya cipta di muka. mwahahaha


Gak lama, wartawan antv manggil, minta kita untuk diwawancara. Gue, Octa, dan Febri melangkah dengan pede. Kemudian dari trans7 pun begitu. Terakhir pas kita lagi asik foto-foto sendiri, ada fotografer dari koran Indopos yang mau foto kita bertiga. Yang kemudian, fotonya dimuat di koran Indopos tanggal 29 Juli 2011 :))

Setelah puas muter-muter dan memang waku menunjukkan pukul 5 lewat, kita memutuskan langsung masuk stadion. Di dalam sudah cukup ramai dengan orang-orang yang memang ingin mencari posisi yang enak buat nonton. Kalo datangnya lebih malem lagi pasti dapet tempat yang gak enak.

Kick-off dimulai pukul 7 malam. Saat itu semua penonton tegang tapi tetap bersemangat. Oh ya, sebelum pertandingan dimulai pasti kedua tim menyanyikan lagu kebangsaan dong? Nah di sini gue selalu menyesalkan sikap suporter Indonesia yang berusaha ribut saat lagu kebangsaan timnas lawan sedang berkumandang. Gak semua ya, tapi kebanyakan suporter Indonesia bersikap demikian. Itu tanda kita kurang menghormati gitu loh. Hal ini juga terjadi saat AFF Cup lalu. Kurang sopan aja gitu menurut gue.

Ya, saat pertandingan dimulai tentu sorak-sorai suporter Indonesia tak bisa tertandingi. Semangatnya yang mampu membuat pemain pun ikut semangat. Ini diakui oleh pemain-pemain timnas kita. Dan ketika waktu baru berjalan 9 menit, Indonesia sudah unggul lewat sundulan Christian Gonzales. Yang kemudian menambah satu gol lagi, plus satu gol cantik Nasuha dari luar kotak penalti yang membuat Indonesia unggul 3-0 di babak pertama.

Di babak kedua tentu kita semua sudah optimis Indonesia bakal melaju dengan mudah ke fase berikutnya. Kita memprediksi Indonesia bakal menambah beberapa gol lagi untuk mempertegas kemenangan. Tapi nyatanya fisik pemain masih jadi kendala. Turkmenistan tiba-tiba mencetak satu gol. Sempat dibalas oleh M. Ridwan sehingga membuat kedudukan menjadi 4-1. Tapi kemudian beberapa menit sebelum laga usai, The Turkmen berhasil memborong dua gol untuk memperkecil skor menjadi 4-3.

Di sisa waktu tentunya para suporter berharap pemain timnas tidak kecolongan lagi dan tetap konsentrasi. Karena jika Turkmenistan membuat satu gol lagi, kedudukan 4-4 akan membawa mereka ke babak selanjutnya karena mereka unggul produktivitas gol di kandang lawan. Syukurlah hingga peluit akhir ditiup, skor tetap 4-3 untuk kemenangan Indonesia dan berhasil melangkahkan kakinya ke putaran 3 babak kualifikasi Piala Dunia 2014.

Tentunya kita berharap permainan timnas di bawah asuhan Wim Risjbergen ini mampu berbicara banyak lagi. Setelah proses pengundian, di putaran 3 ini Indonesia masuk grup E yang juga diisi tim Iran, Qatar, dan Bahrain. Mampukah kita meraih impian yang lebih tinggi lagi dengan lolos dari fase ini? Semoga saja bisa.

Ketika Gue Ditelefon Harry Potter

(tunggu bufferingnya selesai aja biar seru :p)

Ku tetap menanti... Meski harus penantian panjaaang..

Ringtone hape gue berbunyi. Tanda ada telfon masuk. Otomatis gue angkat. Gak dibanting.

"Assalamualaikum, siapa ini?", sapa gue.
"Waalaikumsalam... Pis, emak babeh sehat? Ini Mas Harry Potter.", Kata suara di seberang sana.
"Huwoow! Alhamdulillah sehat semua, mas. Lagi sibuk apa di sana?", sahut gue antusias.
"Biasa deh, main sihir-sihiran sama si Ron dan Hermione. hahahaha keren gak?", jawab Harry.
"Keren banget! Tumbenan nih nelfon. Biasanya nitip surat ke si Hedwig."
"Yaelaaah, Mas udah punya handphone sekarang. Noh Hedwig lagi asik nonton Spongebob."

Gue cekikan ngebayangin Hedwig nonton Spongebob pake tampang serius.

"Udah tau perkembangan Hogwarts terbaru belum, Pis?", lanjut Harry.
"Belum, Mas. Kasih tau dong!"
"Hahaha udah punya twitter? Follow deh @InfoHogwarts, di situ banyak update-an terbaru dari sekolah sihir ini. Jangan lupa juga follow @HarryPotterAsli. mehehehe"

Glek. Baru tau Hogwarts udah mulai canggih di dunia maya.

"Oke ntar tak follow. Kayaknya keren banget ya Hogwarts sekarang. Hahaha", gue kagum.
"Yoi, semenjak provider simPATI masuk ke sini dengan berbagai kelebihannya, sekarang kita jadi mudah bergaul dan berkomunikasi dengan dunia luar. Internetan asik, telefonan kayak gini juga tenang.", Harry menjelaskan.
"Hoalaaah pantesan aja. Iya nih, simPATI sinyalnya oke. Malahan akhir-akhir ini banyak promo menarik yang bisa diikuti.", tambah gue.

Tiba-tiba....

"CRUCIO!!", terdengar suara Voldemort dari seberang telfon.

*WHOOP!*

Sekeliling terlihat gelap. Gue membuka mata dengan berat.
"Aihhhh... sial. Seandainya Harry Potter benar-benar pakai simPATI...", gue menggerutu. Dan melanjutkan tidur.

Bro... simPATI, bro...!

[Video] Buat Ikutan Contest, Tapi Kalah

Beberapa waktu lalu gue bersama Octa (@antshq) dan Febri (@FebriJuan) bikin stopmotion. Ini video stopmotion kedua yang kita bikin. Cuma untuk ikut kontes. Yang pertama juga murni karena untuk ikutan kontes sebuah stasiun televisi waktu itu, dan karena waktu yang mepet maka kita bikinnya kurang maksimal. Maka tidak pernah kita publikasikan. mwahahaha

Video yang kita ikut sertakan dalam kontes Minute Maid Pulpy Orange ini belum berhasil menjadi juara. Karena memang sederhana. Kita juga masih belajar-belajar untuk bikin video sih. Untuk kedepannya memang berencana untuk banyak bikin video. Tapi karena banyak kesibukan, terutama gue sebagai model *uhuk*, jadi masih harus tertunda. Okelah ini videonya. Cuma semenit sih, tapi ya liat aja XD



Kacrut banget kan? HAHAHAHA

Selama bikin video, gue gak berminat masuk frame dan berperan untuk menjadi aktor. Di pembuatan video pertama gue sempet ikut ambil bagian jadi figuran. Tapi pada ujungnya bagian gue gak terpakai. Ya nasib. Gue cukup jadi editornya aja. mehehe.
Udah yak, dadah~

INDONESIA OPEN 2011

http://www.djarumbadminton.com/uploads/pics/Banner-Djarumbadminton-820px-x-360px-_01.jpg

Pekan ini Indonesia kembali menggelar Indonesia Open Super Series 2011. Gelaran bulutangkis tahunan ini disebut sebagai event yang memberi hadiah tertinggi kedua setelah Korea Open (kalo gak salah). Gak tau jumlahnya berapa. Yang jelas kalo mau beli kerupuk, bisa sekalian beli pabriknya. Gue gak mau ketinggalan nonton langsung Indonesia Open di Istora. Karena tahun 2010 kemarin juga gue ke sana. Iya nonton badminton dong, bukan jualan Aqua.

Maka direncanakanlah untuk menonton di hari pertama yaitu hari Selasa. Tapi nyatanya gue tidak diperbolehkan pergi oleh nyokap. Sempet kesel juga tapi ya ora opo-opo, toh di hari pertama baru babak kualifikasi. Demikian juga di hari kedua. Barulah di hari ketiga gue nonton sendiri tanpa teman. Boro-boro pacar, punya aja nggak. eaaa curcol.

Di hari ketiga ini adalah perdelapan final. Meskipun sendiri, gue sangat puas saat itu karena seluruh pemain Indonesia yang bertanding dapat melaju ke perempat final. Bahkan ganda putra Ryan Agung/Angga Pratama yang tidak diunggulkan sama sekali, bisa mengalahkan unggulan ketiga yang memang jagoan sekali dari Korea Selatan, Jung Jae Sung/Lee Yong Dae. *keprok-keprok*

Lalu pada Sabtu (25/6), gue kembali ke Istora untuk menyaksikan babak semifinal. Kali ini bersama om dan temen gue. Di semifinal, Indonesia memiliki empat wakil. Semuanya dari regu ganda. Tantowi/Lilyana, Kido/Hendra, Nadya/Vita, dan Bona/Ahsan. Sayangnya gak semua bisa menembus final. Dua ganda putra Indonesia masih harus mengakui keunggulan dua ganda putra China. Padahal kalau semuanya masuk final, gue udah berniat untuk datang lagi ke Istora.

Pendapat gue sih tahun ini lebih menarik ya. Settingan di Istoranya lebih 'wah'. Juga penonton yang datang langsung lebih banyak. Belum lagi ada beberapa perkusi yang bikin suasana di dalam Istora lebih meriah. Gue juga dateng ke sana minimal pengen bisa masuk tipi gitu. makanya bawa beberapa atribut. Mwahaha. Barusan pagi nonton Sport7, eh beneran muncul. Tapi dari jauh, dan itu juga cuma benderanya aja. XD

Okay, Untuk Tantowi/Lilyana dan Nadya/Vita, semoga kalian bisa jadi juara untuk tahun ini!

[UPDATE] Dua pasangan Indonesia belum berhasil juara di Indonesia Open tahun ini! *nangis*



Istora Senayan disulap menjadi Planet Badminton

Tiga court yang masih kosong

Thomas Laybourn (Denmark) cedera karena terpeleset

Opening Semifinal

Fu Haifeng/Cai Yun vs Markis Kido/Hendra Setiawan

Dio [Mascot of Djarum Indonesia Open]

Muhammad Ahsan Hafizhuddin

Kenang-kenangan. halah :p


anyway, kalo ada yang mau kaos "We Are On Your Side" seperti yang gue pake di atas, gue masih punya stock. Beli ye. eaaaaaa jualan :))

Waktu Aku Sama Mika


Berawal dari obrolan-obrolan kecil tentang buku dengan @fahimuls, gue menanyakan kepadanya apa buku yang recommended untuk dibaca. Lalu dia bilang "Waktu Aku Sama Mika" yang ia pinjam dari @dhitozz, dan dijelaskan lah kisah dari buku itu. Gue pun tertarik, tapi katanya itu buku lama, yang kemungkinan susah dicari. Hopeless...

Nah pada hari Minggu kuturut ayah ke kota... errr, fokus!
Pada hari Minggu tepatnya tanggal 12 Juni 2011, gue sedang berada di Bandung dan mampir ke Gramedia Merdeka. Seperti biasa di sana gue nyari-nyari buku *iyadong masa nyari sayur* dan menemukan buku "Karena Cinta Itu Sempurna". Awalnya gue gak tau buku apa itu. Tapi di situ ada keterangannya bahwa buku KCIS adalah buku Indi. Orang yang menulis WASM. Jreng.. Gue langsung celingak-celinguk nyari buku WASM. Karena gue masih penasaran sama buku itu. Tapi setelah muter-muter Gramedia selama 7 putaran kayak lagi naik haji, gak juga ketemu itu buku. Tak patah arang, gue menuju Gunung Agung BIP.

Di sana gue pun langsung meluncur menuju deretan novel-novel. Tapi gak juga di dapat. Gue coba pake komputer pencarian di sana. ADA! stock-nya tinggal 11 buku lagi. Tapi sayang lokasi bukunya gak dikasih tau sama komputernya. Maka kesimpulannya, Komputer... Gue... End! (?)

Gue cari lagi dengan teliti, tetep gak ketemu. Akhirnya, daripada sotoy, gue pun bertanya pada rumput yang bergoyang. Tapi sayang, di sana gak ada rumput sama sekali. Baik yang diam maupun yang bergoyang. Lalu diputuskanlah untuk bertanya pada mbak-mbak yang bergoyang. Enggak deng, mbak-mbak karyawati Gunung Agung. Begitu gue tanya, dia langsung tanggap dan menunjukkan lokasi bukunya. Wow coba dari tadi gue inisiatif nanya. Ternyata lokasi bukunya gak jauh dari pintu masuk. Meh.

Gue pun sangat excited saat itu. Tanpa mencari buku lainnya gue langsung keluar. Iye udah bayar dulu kok di kasir, sumpeh! Gue pun membaca buku itu di angkot. Dan sepertinya gue gak perlu ceritain tentang gue salah naik angkot dua kali ya saat itu. Karena pada dasarnya posting ini menceritakan tentang buku, bukan tentang nyasar. Duh panjang deh.

Isi buku ini sangat mengharukan dan romantis. Formatnya bukan novel sih, tapi semacam diary/blog. Tentang perjalanan cinta Indi bersama seorang pria bernama Mika. Indi mengalami cacat tulang belakang yg membuatnya tidak bisa bebas bergerak karena punggungnya ditopang penyangga. Mika sendiri adalah pria pengidap penyakit AIDS yang pada akhirnya Mika meninggal dunia. Ditulis dengan sangat polos oleh kak Indi, membuat beberapa tulisan di situ terkesan lucu. Dan ada satu quote yang menurut gue banyak disukai pembacanya.

"Mika itu malaikatku...
Tapi dia pelupa...
Mika lupa memakai sayapnya...
Sekarang dia sedang mengambil sayapnya...
Di surga..."

Tanpa perlu panjang lebar menceritakan isi buku ini, mending kalian beli aja. Meski ada beberapa yang gak suka dengan buku ini (abis ngintip di goodreads.com) tapi lebih banyak yang suka. Gue juga suka. Temen-temen gue juga suka. Pak Presiden juga suka (kalo dia baca).

Nachelle Denise = Aly Conway

Aly Conway (@BotBebeb) beberapa lalu menjadi pusat perhatian beberapa user twitter Indonesia dengan hashtag #PrayForAly. Apa sebab? Dia dikabarkan mengalami koma setelah operasi di otaknya. Yang kalo gue gak salah baca sih dia dengan naasnya didorong dari lantai 2 oleh mantan pacarnya. Gile kriminal abis.

Hampir banyak yang mendoakan kesembuhannya. Gue yang saat itu belum tau apapun mengenai Aly, mencoba mencari tau ke berbagai penjuru twitter. Kesimpulannya, Aly adalah seorang bule yang sudah fasih berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Tinggal di Jogja dan mempunyai kakak laki-laki bernama..... ah gue lupa.

DEG! Sampai situlah gue menyadari ada sesuatu yang bikin gue kaget. Aly Conway ini mirip sekali dengan Nachelle Denise. Bukan mirip dalam hal wajah, tapi secara latar belakang dan juga kejadian yang menimpanya.

Nachelle Denise (@nachelledenise) adalah seorang bule berasal dari Amrik yang lama tinggal di Indonesia, juga sudah fasih berbahasa Indonesia. Gue kenal dia dari twitter, tapi gak terlalu dekat. Nachelle ini juga dikabarkan memiliki kanker otak dan sudah beberapa kali bolak-balik meja operasi. Terakhir, dia dioperasi di Australia dan mengalami koma setelahnya. Siapa yang memberi kabar itu semua? Sepupu laki-lakinya Nach, yang bernama Andi.

Loh, kok ada kemiripan sama Aly?!

Yoi.

Sempet gue twit tentang kemiripan ini

Namun sungguh malang, nyawa Nach tak tertolong. *bahasa gue sinetron banget yak*
Tentu saja teman-teman twitternya shock dan merasa sangat kehilangan meski secara fisik mereka belum pernah ada yang bertemu dengan Nach. Di mata teman-temannya (yang kebanyakan anak abegeh), Nach memiliki pribadi yang baik dan senang berbagi.

Sayangnya beberapa hari setelah itu, Andi gak ada kabar sama sekali. Teman-teman Nach di twitter penasaran banget. Lalu iseng lah beberapa orang mendatangi RS. Pertamina. Nach katanya memang pernah dirawat di sana. Tapi begitu dikonfirmasi, gak pernah ada pasien yang bernama Nachelle Denised rumah sakit itu.

Semua bingung. Dan kabarnya Nachelle Denise adalah karakter yang dibuat-buat cuma untuk mencari sensasi. Oke, disitulah semuanya merasa dikerjai habis-habisan.

Lalu, bagaimana dengan Aly?

Aly tidak semalang Nach. Dia sadar setelah koma hampir seminggu mungkin. Banyak yang bersuka cita dengan kabar ini. Herannya, Aly bisa langsung twitteran! wow hebat sekali mbak bule ini.

Sosok Aly ini juga belum pernah ditemui oleh temen-temen twitternya. Oleh karena itu, beberapa orang berusaha menemui Aly. Daaaaan semua yang respect dengan Aly merasa dibohongi setelah mendapat kabar bahwa Aly juga ternyata hanya sebuah karakter yang dibuat-buat.

Persis seperti Nach? Banget. :)